Sama-sama blajar yukk
Dalam
hubungan suami-istri, kemarahan suami acapkali lebih dahsyat efeknya
bagi kehidupan rumah tangga. Dan tak sedikit gejolak emosi seorang suami
yang akhirnya membuahkan kekerasan fisik yang meretakkan ketenteraman
hati semua anggota keluarga. Hati istri pun tersayat tatkala bentakan
dan kemarahan suami menjadi ‘menu harian’ yang disuguhkan suaminya
kepadanya.
Bukankah Rasulullah telah bersabda : لَيْسَ
الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِي يَمْلِكُ
نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ “Orang yang kuat bukanlah yang pandai
bergulat. Sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang mampu
mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari) Suami atau istri
harus bisa mengendalikan amarahnya, agar ketenteraman keluarga tetap
terjaga. Umar bin Khaththab a pernah berkata di dalam khutbahnya, “Orang
yang beruntung di antara kalian adalah orang yang terjaga dari
ketamakan, hawa nafsu, dan amarah.” Bagaimana bila ia terlanjur marah?
Hendaklah ia segera sadar, dan berusaha mengekang dirinya agar
kemarahannya tidak terus berkelanjutan.
Segera minta maaf
merupakan langkah tepat untuk meredam suasana, agar kemarahan tidak
berbuntut dengan sederet efek negatif yang mengancam keutuhan keluarga.
Bila suami yang khilaf terbelenggu oleh nafsu amarah, segeralah meminta
maaf kepada istri. Istri juga harus lapang dada untuk memaafkan sang
suami.
Semoga amarah yang disesali dan dimintakan maaf akan menjadi pembersih dosa orang yang dimarahinya.
Rasulullah bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah manusia biasa.
Oleh karena itu, siapa pun kaum muslimin yang telah aku maki, aku
laknat, atau aku cambuk, jadikanlah hal itu sebagai penyucian dan rahmat
baginya.” (HR. Muslim) Kita semua berharap, bila suatu ketika kita
khilaf dan terlanjur marah, semoga kemarahan kita menjadi rahmat bagi
orang lain. Yakni saat kita segera sadar, menyesal dan meminta maaf
dengan kekhilafan kita.
semoga kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian.
Dan bilamana ada kata maupun penulisan yang salah mohon di benarkan
Salah dan Hilaf andai ada kata yang kurang berkenan mohon ma'afkan
saya Hanya Insaniah fakir Hamba Allah yang tiada daya dan Upaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar